LITERASI DIGITAL DI JAMAN NOW ….??

Di jaman era digital sekarang ini minat baca masyarakat khususnya minat baca yang berkonten positif cenderung menurun. Literasi digital bisa menjadi salah satu solusi meningkatkan minat baca di masyarakat.

Sebelum mengetahui apa itu literasi digital, National Institute for Literacy mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat. Definisi tersebut mengandung makna bahwa literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Periode 2012-2015, Mahsun, mengatakan bahwa kegiatan literasi ini tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya.

Literasi digital merupakan ketertarikan, sikap, dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat, dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.

Literasi digital diharapkan dapat menumbuhkan minat baca masyarakat. Di era digital seperti sekarang ini, masyarakat banyak yang sudah mengenal teknologi digital untuk mengakses informasi dan melakukan interaksi sosial. Bahkan, mereka sudah memanfaatkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti melakukan bisnis.

Literasi digital menjadi pembelajaran yang penting dikarenakan dunia pendidikan akan menghadapi perubahan zaman yang telah ditandai adanya revolusi digital yang tengah terjadi di semua lapisan masyarakat, sehingga memengaruhi semua aspek kehidupan seperti paradigma berpikir, budaya, kebiasaan, kebutuhan hidup, komunikasi, dan cara memeroleh pengetahuan.

Pemerintah dan guru harus bekerja sama untuk memberikan cara yang lebih efektif untuk membangkitkan minat baca siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Dalam suatu pembelajaran, guru dapat memberikan video pembahasan tentang pelajaran yang akan disampaikan. Video pembahasan adalah media video yang dibuat dengan tujuan untuk membahas materi yang akan atau telah diajarkan. Media belajar video dapat diputar berulang kali, sehingga memberikan pemahaman yang lebih tergantung tingkat penyerapan masing-masing siswa.

Materi video pembahasan dapat menggunakan sumber dari buku atau internet yang disusun, sehingga menjadi media video pembahasan yang menarik. Tampilan video pembahasan dapat dibuat semenarik mungkin dengan cara tidak selalu ditampilkan teori yang berupa tulisan, tetapi bisa memanfaatkan gambar-gambar, dokumentasi pembelajaran, atau video animasi.

Kemudian, penyediaan konten literasi digital khususnya video pembahasan berbahasa Indonesia dapat menambah sumber konten yang positif, sekaligus mengurangi akses ke konten negatif.

Selain video pembahasan, buku digital atau electronic book (e-book) bisa menjadi cara yang tepat untuk menumbuhkan minat baca. Buku digital adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer, laptop, atau smartphone.

Sumber buku digital pertama kali dikenal dengan nama Proyek Gutenberg. Proyek ini diprakarsai oleh Michael S. Hart pada tahun 1971. Buku digital bisa berisikan naskah yang bersifat ilmiah, fiksi, maupun non-fiksi. Buku digital ini ada yang disediakan gratis untuk publik, tetapi ada pula yang berbayar.

Nurchaili dalam jurnalnya yang berjudul “Menumbuhkan Budaya Literasi Melalui Buku Digital” menyatakan bahwa tujuan dari pengembangan buku digital adalah memberikan kesempatan bagi pembuat konten untuk lebih mudah berbagi informasi dengan cara yang lebih menarik dan interaktif, melindungi informasi yang disampaikan, dan mempermudah proses memahami materi pelajaran.

Selain itu, di dalam buku digital dapat diberikan catatan tertentu pada materi, mencari kata atau kalimat tertentu dalam materi, dan menampilkan file multimedia (audio dan video) yang dapat diputar.

Balai Bahasa DIY juga mempunyai program yang mendukung literasi digital, yaitu program “Bengkel Bahasa dan Sastra”. Sudah lima belas tahun program ini berjalan dan bertujuan untuk mendidik siswa SMA dan SMP menulis di bidang bahasa dan sastra.

Mengapa sasarannya siswa? Karena mereka masih memiliki jangka waktu yang panjang untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Kemudian, di bidang bahasa akan dilatih penulisan esai ilmiah, opini, artikel, feature, dan karya tulis lain, sedangkan di bidang sastra akan dilatih penulisan cerpen, drama, dan puisi.

Di dalam pelatihan tersebut, pemateri dapat menggunakan media digital sebagai media pembelajaran dan peserta dapat mengakses internet untuk mengetahui informasi lebih banyak terkait materi yang disampaikan.

Adanya literasi digital diharapkan masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dengan bijak. Salah satunya memanfaatkan buku digital untuk menumbuhkan minat baca. Minat baca masyarakat yang tinggi akan menjadikan masyarakat yang cerdas.

Tapi, ingat bahwa tidak hanya sekadar menumbuhkan minat baca saja tanpa melihat informasi yang dibaca itu berkonten positif atau negatif, tetapi masyarakat harus bisa memilih dan memilah informasi yang dibaca itu berkonten positif.

Dengan begitu, mari bersama-sama kita budayakan literasi, budayakan literasi, dan budayakan literasi.

Sumber:

Badanbahasa.kemendikbud.go.id

Nurchaili. 2016. “Menumbuhkan Budaya Literasi Melalui Buku Digital”. Jurnal LIBRIA, 8, 2, hlm. 204.

Sumber gambar: bukuonlinestore.com

 

Tinggalkan Balasan