GERNAS BAKU – Gerakan Nasional Baca Buku …

Gemar Membaca Harus Dibangun Sejak Dini

Sumber : www.google.co.id

Mengapa Gemar Membaca Harus Dibangun Sejak Dini

Buku jendela dunia.  Siapa yang banyak membaca berarti ilmu pengetahuan yang dimiliki juga akan semakin luas. Siapa yang malas membaca pengetahuan yang dimiliki juga akan sempit. Saat ini minat baca masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang masih tergolong rendah dibandingkan minat baca masyarakat negara maju.

Dalam upaya meningkatkan minat baca terhadap masyarakat Indonesia, Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) beralamat Jl.Merdeka Selatan No.11 Jakarta, mengadakan lokakarya untuk kembali membangkitkan animo masyarakat agar gemar membaca dan mengunjungi perpustakaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan berfikir mereka.

Menurut Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Hj.Suprihati SH.,MBA, sebenarnya kegemaran membaca sudah dapat dimulai sejak usia 0 (nol) tahun yaitu sejak bayi dalam kandungan dengan cara ibu yang sedang mengandung rajin-rajin membaca, kegiatan membaca ini terus dilakukan sampai lahir dan bayi tersebut merambah usia Batita, balita sampai remaja dan dewasa.

Dengan rutinitas membaca yang diterapkan dalam keluarga akan meresap dalam diri anak dan menjadi kebiasaan baik bagi perkembangan anak sampai dewasa kebiasaan membaca ini akan ditularkan ke anak keturunannya, sehingga akan tercipta generasi muda Indonesia yang gemar membaca.
Hj.Suprihati bersyukur saat ini kunjungan masyarakat ke perpustakaan mulai meningkat, namun diakui koleksi buku-buku bacaan di perpustakaan masih sangat terbatas terutama perpustakaan yang ada di kabupaten-kabupaten. Untuk melengkapi kekurangan yang ada di Perpustakaan Kabupaten tukas Suprihati, Perpustakaan Nasional telah menyebar Perpustakaan Keliling yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Ketua Yayasan Damandiri Prof Dr Haryono Suyono, melalui kegiatan gemar membaca Indeks Pembangunan Masyarakat Indonesia dengan sendirinya akan ikut meningkat.Untuk itu “Begawan Komunikasi” ini menyambut baik apa yang dilakukan oleh Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca yang mengadakan lokakarya membangkitkan gemar membaca.
Di depan sekitar 250 peserta lokakarya, Prof Dr Haryono Suyono mengajak Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) untuk turut serta membangkitkan minat baca masyarakat melalui kegiatan Posdaya baik yang dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai membangkitkan minat baca pada Lansia yang kesemuanya merupakan bagian dari kegiatan Posdaya sebagai upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM Indonesia.

Poasdaya adalah wadah partisipasi masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan melalui Pemantapan Fungsi Keluarga (Pemberdayaan Bidang Pendidikan, Pemberdayaan Bidang Kesehatan dan Pemberdayan Bidang Ekonomi) sekaligus upaya percepatan pencapaian Target MDG’s.
Posdaya saat ini juga dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas generasi muda Indonesia yang cerdas dan memiliki wawasan berfikir cerdas karena generasi muda gemar membaca.

“Selama ini kendala yang dihadapi perpustakaan adalah kurangnya koleksi buku bacaan yang dimiliki. Oleh karena itu saya mengimbau agar kiranya masyarakat yang memiliki koleksi buku-buku bacaan dengan sukarela mengirim buku-bukunya ke Posdaya untuk menambah koleksi serta khazanah berfikir masyarakat yang ingin menambah pengetahuan melalui buku-buku bacaan,” imbau Prof.Dr.Haryono Suyono.

Direktur PAUD Depdiknas Dr Sudjarwo Singodidjojo menyambut baik bila kegiatan PAUD Posdaya, digunakan sebagai sarana untuk menjadikan generasi muda Indonesia gemar membaca sejak dini. Generasi muda yang gemar membaca membuat mereka memiliki cakrawala berfikir yang luas.

Menurut Hj.Suprihati SH., MBA., saat ini perpustakaan keliling yang beroperasi sebanyak 650.000 perpustakaan untuk melengkapi perpustakaan kabupaten yang jumlahnya hanya 440 perpustakaan. Dengan dilibatkannya Posdaya sebagai pusat belajar masyarakat diharapkan mampu menutupi kekurangan perpustakaan sebagai sarana membaca masyarakat di luar perpustakaan keliling yang selalu datang menghampiri masyarakat yang ingin menambah wawasan berfikir dengan membaca buku-buku yang disediakan perpustakaan. RIS/HNUR

Tinggalkan Balasan